Kamis, 15 November 2012

Tipologi Hubungan Sains dan Agama


Di akhir dasawarsa tahun 90-an sampai sekarang, di Amerika Serikat dan Eropa Barat khususnya, berkembang diskusi tentang sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci).
Diskusi dimulai oleh Ian G. Barbour yang mengemukakan teori “Empat Tipologi Hubungan Sains (Ilmu Pengetahuan) dan Agama (Kitab Suci)”
ada empat tipologi hubungan sains dan agama
a.       Tipologi konflik
b.      Tipologi independensi
c.       Tipologi integrasi
d.      Tipologi dialog
1.       Tipologi konflik
menganggap bahwa  sains dan agama saling bertentangan yang dianut oleh kelompok materialisme ilmiah dan kelompok literalisme kitab suci
Pandangan Kelompok Materialisme Ilmiah
-          keyakinan agama tidak dapat diterima karena agama bukanlah data yang dapat diuji dengan percobaan
-          sains (ilmu pengetahuan) bersifat obyektif, terbuka, dan progressif
-          agama (kitab suci) bersifat subyektif, tertutup, dan sangat sulit berubah
Pandangan Kelompok Literalisme Kitab Suci
-          teori ilmiah melambungkan filsafat materialisme dan merendahkan perintah moral Tuhan
Penyebab terjadinya konflik antara agama dan sains adalah :
a      - fundamentalisme sains (ilmu pengetahuan)  
       - fundamentalisme agama (kitab suci)
Fundamentalisme
 sebuah gerakan dalam sebuah aliran, paham atau agama yang berupaya untuk kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasar-dasar atau asas-asas (fondasi). Karenanya, kelompok-kelompok yang mengikuti paham ini seringkali berbenturan dengan kelompok-kelompok lain bahkan yang ada di lingkungan agamanya sendiri (http://id.wikipedia.org)
Oleh karena kefundamentalismenya mereka yang menganggap diri mereka sendiri lebih murni daripada lawan-lawan mereka merasa paling benar dan kemudian menyalahkan yang lain.
Seorang fundamentalis memandang nilai atau ideologi tertentu sebagai non negotiable yang harus dilindungi secara sempurna dalam perubahan situasi apapun. Mereka takut kehilangan nilai-nilai primordial. Dalam mempertahankan nilai atau ideologi mereka sendiri.
2.       Tipologi Independensi
Konflik Sains dan Agama Tidak Perlu Terjadi  karena sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) barada di wilayah yang berbeda (ontology, epistimologi, dan aksiologi).
3.       Tipologi Dialog
mencari (secara ilmiah) hubungan (konseptual dan metodologis) antara sains dan agama, kemiripan dan perbedaannya.
DIALOG ISLAM DAN SAINS
-          KONSEPTUAL
sains menyentuh persoalan di luar wilayahnya sendiri (misalnya: mengapa alam semesta serba teratur?)
sains digunakan sebagai analogi untuk membahas hubungan Tuhan dengan dunia, yakni adanya kesejajaran konseptual antara teori ilmiah dan keyakinan teologi
-          METODOLOGI
sains dipahami tidaklah seobyektif dan agama juga dipahami tidaklah sesubyektif – sebagaimana yang diduga.
4.       Tipologi Integrasi
Tipologi ini menggabungkan antara agama dan sains
Proses dari tipologi integrasi
          menyerukan perumusan ulang terhadap gagasan-gagasan teologi tradisional
          teologi tradisional dikaji secara lebih ekstensif (luas) dan sistematis
TIGA VERSI TIPOLOGI












Mencari titik temu antara agama dan sains. Ada tiga versi, yaitu:   
      A. Natural Theology
menjadikan alam sebagai sarana untuk mengenal Tuhan.   
B. Theology of Nature
perumusan ulang tradisi keagamaan dengan sinaran sains modern.  
C. Sintesis Sistematis
Sintesa integrasi sains dan agama yang disistematisasikan melalui filsafat proses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar